MAKALAH
PERAN AKUNTANSI DALAM KEMAJUAN
PERUSAHAAN

Disusun oleh:
YUNI SAFITRI
134020152
13 AK C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...……..
1
A. Latar
Belakang Masalah…………………………………………………..…….... 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………….……….. 1
C. Tujuan…………………………………………………………………...………...
2
D. Manfaat………………………………………………………………...………….
2
BAB
II KAJIAN TEORITIS…………………………………………………………………. 3
A. Akuntansi……………………………………………………………………...…..
3
1. Pengertian…………………………………………………………………..…
3
2. Tujuan………………………………………………………………………....
4
3. Manfaat……………………………………………………………..………....
5
4. Fungsi……………………………………………………………….………...
5
5. Prinsip………………………………………………………………….……...
6
6. Jenis-jenis……………………………………………………………………..
8
B. Perusahaan………………………………………………………………….……..
9
1. Pengertian…………………………………………………….……………….
9
2. Tujuan……………………………………………………...………………….
9
3. Jenis-jenis………………………….………………………………………...
10
4. Kegiatan…………………………………………………………..………….
13
BAB
III PEMBAHASAN……..……………………………………………………………. 14
A. Perbedaan
Kondisi Perusahaan yang Menggunakan Sistem Pencatatan Akuntansi dengan yang
Tidak Menggunakannya…………..………………………………. 14
B. Peran
Akuntansi dalam Kemajuan Perusahaan…………...…………………….. 15
C. Sistem
Akuntansi yang Digunakan oleh Perusahaan Besar………..…………… 17
BAB
IV SIMPULAN………………………………………………………………………. 19
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Akuntansi merupakan salah satu hal terpenting dalam
kegiatan berbisnis. Perkembangan suatu perusahaan dapat ditentukan dalam sistem
akuntansinya, karena ketika perusahaan tersebut menggunakan sistem akuntansi dalam
pencatatannya maka perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik. Hal ini
berbeda dengan perusahaan yang tidak menggunakan sistem pencatatan akuntansi,
perusahaan yang tidak menggunakan sistem pencatatan akuntansi akan mengalami
perkembangan yang kurang baik dan umur perusahaan pun tidak akan bertahan lama.
Salah satu masalah yang sering ditemukan dalam
masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan dan kurang tahunya peran penting
akuntansi dalam kegiatan berbisnis, contohnya warung-warung kecil. Warung-warung
kecil dalam kegitan bisnisnya sebagian besar tidak menggunakan sistem
pencatatan akuntansi, maka dari itu mereka menemukan banyak masalah, seperti
kurangnya modal, banyak piutang yang tidak tertagih dan akhirnya mengalami
kebangkrutan.
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar yang
terus berkembang. Mereka sudah pasti menggunakan sistem pencatatan akuntansi,
sehingga dapat terus berkembang dan semakin maju. Akuntansi membantu mereka
dalam mengetahui perkembangan perusahaan mereka, sehingga mereka dapat memantau
terus perkembangan setiap periodenya, apakah mengalami kemajauan atau
kemunduran. Seharusnya perusahaan kecil pun harus mulai menggunakan sistem
pencatatan akuntansi agar bisnisnya dapat berkembang dengan baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perbedaan kondisi perusahaan yang menggunakan sistem pencatatan akuntansi
dengan yang tidak menggunakannya?
2. Bagaimana
peran akuntansi dalam kemajuan perusahaan?
3. Bagaimana
sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan besar?
C.
Tujuan
Penyususan makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pengusaha ataupun para pelaku bisnis agar mereka
menggunakan sistem pencatatan akuntansi yang baik dan benar, karena ini juga
dapat membantu mereka dalam mengembangkan usahanya. Selain itu juga, memberikan
informasi perbandingan antara perusahaan yang menggunakan sistem pencatatan
akuntansi dengan yang tidak menggunakannya, sehingga mereka mengerti peran
pentingnya akuntansi di dalam menjalankan sebuah bisnis.
D.
Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu membantu para
pengusaha atau para pelaku bisnis untuk mengubah cara berbisnis mereka menjadi ke
arah yang lebih baik lagi dengan menggunakan sistem pencatatan akuntansi,
terutama di kalangan masyarakat di warung-warung kecil. Selain itu juga,
mengubah cara berfikir para pelaku bisnis menjadi lebih rasional lagi, menjadi
ke arah kemajuan perusahaan.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
A.
Akuntansi
1. Pengertian
Berikut
ini adalah pengertian dan definisi akuntansi:
a) KAM (1990)
“Akuntansi adalah suatu seni
pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan”.
b) KOHLER'S DICTIONARY
“Accounting is the recording and reporting of transaction”.
Akuntansi
adalah suatu seni pencatatan dari transaksi - transaksi keuangan.
c) ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD (1970)
“Akuntansi adalah suatu kegiatan
jasa, yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil
keputusan ekonomi, membuat pilihan - pilihan nalar di antara berbagai
alternatif tindakan.”
d) AMERICAN ACCOUNTING ASSOCIATION
(1966)
“Akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan)
dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
mengambil keputusan ekonomi oleh pihak - pihak yang memerlukan. Pengertian ini
juga dapat melingkupi penganalisisan laporan yang dihasilkan oleh akuntansi
tersebut”.
e) Dr. M. GADE
“Akuntansi adalah ilmu pengetahuan
terapan dan seni pencatatan yang dilakukan secara terus menerus menurut sistem
tertentu, mengolah dan menganalisis catatan tersebut sehingga dapat disusun
suatu laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pimpinan perusahaan atau
lembaga terhadap kinerjanya”.
f) KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI (NO.
476 KMK. 01 1991)
“Akuntansi adalah suatu proses
pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan
pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan
informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan
keputusan”.
g) SOPHAR LUMBANTORUAN (1989)
“Akuntansi adalah suatu alat yang
dipakai sebagai bahasa bisnis. Informasi yang disampaikannya hanya dapat
dipahami apabila mekanisme akuntansi telah dimengerti. Akuntansi dirancang sedemikian
rupa agar transaksi yang tercatat diolah menjadi informasi yang berguna”.
h) ENCYCLOPEDIA BRITANNICA (1962)
“Akuntansi adalah istilah yang luas
yang menunjukkan teori-teori tertentu, asumsi-asumsi mengenai cara bertindak (behavior), peraturan-peraturan cara
mengukur dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang berguna
tentang kegiatan-kegiatan dan tujuan-tujuan suatu organisasi”.
Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu seni dalam
mencatat, menggolongkan, mengikhtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi
finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Secara teknis, akuntansi merupakan kumpulan
prosedur-prosedur untuk mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan
melaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dan
transparan memerlukan pengetahuan dan ketrampilan akuntansi secara baik.
Kemampuan pelaku bisnis dalam memberikan informasi keuangan yang akurat akan
sangat berdampak terhadap stakeholder bisnis itu sendiri.
2.
Tujuan
Tujuan dari akuntansi sendiri adalah
menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi juga menyediakan cara untuk mengumpulkan serta melaporkan data
ekonomi terhadap pihak-pihak dan individu yang membutuhkannya.
Tujuan utama
dari akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Yang dimaksud dengan kesatuan ekonomi di sini adalah badan
usaha (business enterprise).
Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak di
dalam perusahaan maupun pihak-pihak di luar perusahaan.
3.
Manfaat
Manfaat akuntansi antara
lain sebagai berikut:
a) Akuntansi
dapat memberikan informasi kepada pemilik perusahaan tentang kondisi keuangan
perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah operasional perusahaan untung atau
rugi.
b) Akuntansi
dapat memberikan informasi kepada calon investor tentang kondisi keuangan
perusahaan sehingga dapat memutuskan akan melakukan investasi atau tidak.
c) Akuntansi
dapat memberikan informasi kepada petugas pajak tentang laporan keuangan
perusahaan, sehingga dapat diketahui kebenaran laporan pajak perusahaan.
4.
Fungsi
Fungsi yang paling utama akuntansi di suatu perusahaan
adalah untuk mengetahui informasi tentang keuangan yang ada di perusahaan
tersebut, dari suatu laporan akuntansi kita dapat melihat perubahan keuangan
peusahaan yang terjadi di perusahaan, baik itu rugi ataupun untung. Akuntansi
sangat identik dengan penghitungan atau keluar masuknya uang di suatu
perusahaan, jadi seorang akuntan harus bisa memperhitungkan biaya-biaya yang
akan dikeluarkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Laporan akuntansi
juga berfungsi untuk seorang manajer dalam mengambil keputusan apa yang akan
dilakukan untuk kedepannya agar perusahaan tersebut terus mendapatkan untung
yang besar.
Laporan keuangan juga berperan penting untuk pihak ekstern,
karena bisa digunakan sebagai bukti keuangan suatu perusahaan atau anggaran
perusahaan untuk menjalin kerjasama yang baik. Contoh dari pihak eksternal
adalah investor, pemerintah, pemegang saham, kreditur, dan pihak-pihak yang
lainnya.
5.
Prinsip
Ada
lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yaitu:
a) Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui
kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus
terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga
pertukaran dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang
menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki
keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat
diandalkan.
b) Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition
Principle)
Prinsip pengakuan pendapatan
adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana dalam
pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva dan
lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam
jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pemilik perusahaan.
c) Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip
mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul
karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya
penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan
pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan
biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
d) Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan
dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu
pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih
akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai
larangan penggantian metode. Jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan
metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih)
yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam
laporan keuangan, tergantung sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau
prinsip tersebut.
e) Prisip
Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan
prinsip pengungkapan penuh adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam
laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening
tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi ke dalam
laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan
bahwa prinsip akuntansi dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan
laporan keuangan. Hal ini untuk menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan
atas dasar prosedur akuntansi dan disesuaikan dengan peraturan dari dalam
prinsip akuntansi yang ada.
6.
Jenis-Jenis
Jenis-jenis akuntansi yaitu:
a) Akuntansi Biaya
1) Menurut
Schaum
Akuntansi
biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari
biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan
akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
2) Menurut
Carter dan Usry
Akuntansi
biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang
bersifat rutin maupun strategis.
b) Akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian
dari akuntansi
yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan
untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditor,
pemasok,
serta pemerintah.
c)
Akuntansi
Manajemen atau Akuntansi
Manajerial
Akuntansi
ini adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan
informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan
untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang
akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan
fungsi kontrol.
B.
Perusahaan
1.
Pengertian
Perusahaan merupakan kesatuan teknis
yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat
berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha
untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang
melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha
dibidang usaha yang beragam.
2.
Tujuan
Tujuan perusahaan pada
umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan
nilai-nilai tertentu. Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut
:
a) Tujuan Pelayanan Primer
Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan organisatoris adalah
nilai- nilai yang harus disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu
yang berada pada bagian yang bersangkutan. Tujuan operasional adalah
nilai-nilai yang disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu
unit prosedur kerja secara keseluruhan.
b) Tujuan Pelayanan Kolateral
Tujuan kolateral pribadi adalah nilai-nilai yang ingin
dicapai oleh individu atau kelompok individu dalam perusahaan. Tujuan
kolateral sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang
diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat secara
langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan. Tujuan kolateral sosial
bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.
c) Tujuan Pelayanan Sekunder
Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
a) mencapai keuntungan maksimal
b) mempertahankan kelangsungan hidup
c) mengejar pertumbuhan
d) menampung tenaga kerja
3.
Jenis-Jenis
a) Jenis
Perusahaan Menurut Badan Pusat Statistik
1) Pertanian, peternakan, kehutanan,
dan perikanan.
Jenis usaha ini dapat digolongkan ke dalam jenis agro
bisnis. Jenis usaha ini dijalankan dengan mengolah lahan (tanah) untuk berbagai
usaha diatasnya.
2) Pertambangan dan penggalian.
Jenis usaha ini berupa pengolahan bernagai jenis barang
tambang yang tersedia didalam perut bumi.
3) Industri pengolahan
Industri pengolahan menjalankan usaha dengan mengolah
berbagai bahan baku (material) sehingga siap dipakai konsumen.
Industri pengolahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
·
Industri
pengolahan nonmigas, seperti pabrik ban mobil, pabrik air mineral, pabrik
aluminium dan lain-lain.
·
Industri
pengolahan migas, seperti pengilangan minyak untuk bahan bakar: bensin, solar,
dan minyak tanah.
4) Industri penyadia listrik, gas, dan
air minum.
Jenis industri ini mengolah berbagai bahan baku untuk kepentingan
masyarakat banyak maupun industri lainnya.
5) Bangunan konstruksi.
Jenis usaha ini menyediakan diri untuk membangun berbagai
bangunan untuk kepentingan pihak lain.
6) Perdagangan, hotel, dan restoran.
Jenis usaha ini menyadiakan keperluan masyarakat untuk
berbagai jenis kebutuhan yang ada. Contoh: Sarinah Toserba, Hotel Sultan
(Hilton) dan Rumah Makan Sari Bundo.
7) Pengangkutan dan komunikasi.
Jenis usaha ini menyediakan keperluan masyarakat akan jasa
angkut dan alat komunikasi. Contoh: PT. Blue Bird sebagai jenis angkutan darat
(taksi), PT. TELKOM sebagai penyedia sarana komunikasi (telekom).
8) Keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan.
9) Jasa-jasa.
b) Jenis
perusahaan menurut objek kegiatan.
1) Petanian (agribusiness, agro-based industry)
2) Pertambangan (extractive)
3) Pengolahan (manufacture)
4) Perdagangan (trading)
5) Jasa (services)
c) Jenis
perusahaan berdasarkan status hukum.
1) Perusahaan negara.
Badan usaha milik negara (BUMN)
adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia.
2) Badan usaha milik negara (BUMN)
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
3) Perusahaan perseroan adalah BUMN
yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
4) Perusahaan perseroan tebuka adalah
persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu.
5) Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi.
6) Perusahaan swasta.
·
Perusahaan
swasta nasional.
ü Usaha perseorangan.
ü Firma.
ü CV (commanditaire vennotschaap).
ü PT (perseroan terbatas).
·
Perusahaan
swasta asing.
ü Agraris tradisional.
ü Agraris industry.
ü Industry agraris.
ü Industri.
ü Jasa.
7) Koperasi.
Menurut undang-undang No. 12 Tahun
1967, koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan.
d) Jenis
perusahaan menurut peringkat usaha.
1) Usaha kecil.
2) Usaha menegah.
3) Mengembangkan usaha kecil.
4) Hubungan kemitraan perusahaan besar
dan perusahaan kecil.
e) Jenis
perusahaan menurut status kepemilikan.
Selain
empat pembagian jenis perusahaan yang telah dibicarakan sebelumnya, ada
penggolongan atau sebutan lain bagi suatu perusahaan, yaitu perusahaan tertutup
dan perusahaan terbuka.
Perusahaan tertutup memiliki
ciri-ciri:
1) saham atas nama
2) jumlah saham sedikit
3) pemegang saham saling mengenal (personal)
Perusahaan
terbuka memiliki ciri-ciri:
1) saham atas pembawa
2) jumlah saham besar
3) tidak ada hubungan pribadi antara
pemegang saham (impersonal)
4.
Kegiatan
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang
atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang
menggabungkan faktor–faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari
keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut
pengusaha, para pengusaha berusaha di bidang usaha yang beragam. Untuk
menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan–bahan dan faktor
pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga
kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja
dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya
produksi. Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang
atau jasa inilah yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan.
Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah
hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan
maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam
menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk
mencapi tujuan yaitu keuntungan.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Perbedaan
Kondisi Perusahaan yang Menggunakan Sistem Pencatatan Akuntansi dengan yang Tidak
Menggunakannya
Setiap perusahaan tentu menginginkan usahanya
berkembang menjadi lebih baik lagi dan semakin maju. Tidak semua perusahaan
berhasil memajukan perusahaannya, karena mereka belum memahami caranya. Untuk
berhasil dalam memajukan usahanya pun tidak secepat yang diinginkan dan
pastinya memerlukan proses yang tidak mudah. Salah satu unsur penentunya yaitu
pada sistem pencatatan yang jelas dan teratur. Sistem pencacatan ini biasanya
disebut dengan akuntansi.
Sering kita lihat disekitar kita banyak
warung-warung kecil yang berjualan tanpa menggunakan pencatatan akuntansi.
Warung-warung tersebut tidak memiliki catatan yang lengkap tentang bagaimana
keadaan kondisi keuangannya karena mereka tidak menyediakan laporang keuangan.
Bahkan mereka tidak dapat mengetahui berapa keuntungan mereka, ataupun kerugian
mereka. Hal ini dapat berakibat fatal untuk bisnis mereka.
Ada beberapa masalah umum yang biasa dihadapi oleh
para pelaku bisnis ketika mereka tidak menggunakan sistem akuntansi, yaitu yang
pertama dalam permodalan. Biasanya, modal warung dicampuri dengan penghasilan
keluarga, seperti contohnya ketika persediaan barang di warung habis dan akan
mengisi persediaan kembali ketika uang yang ada di warung kurang biasanya meminjam
uang dari penghasilan keluarga, ini hal yang tidak boleh dilakukan dalam
bisnis, karena bisnis yang dijalankan seharusnya dapat menambah penghasilan
keluarga bukannya mengurangi uang penghasilan keluarga.
Masalah yang kedua yaitu pencatatan piutang yang
tidak teratur. Pencatatan piutang seharusnya dilakukan secara teratur dan
terperinci. Piutang selain dicatat dalam buku piutang seharusnya dicatat pula
dalam buku besar piutang serta dalam kartu piutang. Warung yang tidak mengenal
akuntansi tentunya tidak memahami itu, sehingga akibatnya banyak
piutang-piutang yang belum dibayar tidak dapat tertagih, hal itu disebabkan
karena catatan piutangnya hilang atau tidak lengkap.
Masalah selanjutnya, umur perusahaan tidak dapat
bertahan lama. Kita dapat melihat warung-warung yang biasanya ada disekitar
kita kurang berkembang, perkembangannya pun tergolong sangat lambat. Hal ini
disebabkan karena mereka kurang mengetahui permasalahan atas yang mereka
hadapi, tapi jika mereka menggunakan sistem akuntansi tentu mereka akan
mengetahui masalah mereka, karena masalah tersebut dapat dilihat dalam laporan
keuangan. Ketika mereka telah mengetahui apa permasalahannya tentu mereka akan
segera melakukan penyelesaian, tapi jika mereka tidak mengetahuinya mereka tentu
akan semakin terpuruk hingga akhirnya usaha mereka bangkrut.
Hal ini berbanding terbalik dengan
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan besar yang semakin maju dan
terus berkembang tentu mereka telah mengenal akuntansi dan menerapkannya dalam
bisnis mereka. Sistem pencatatan akuntansi dapat disebut hal terpenting dalam
proses jalannya sebuah perusahaan. Bahkan tidak mungkin sebuah perusahaan besar
tidak menggunakan sistem pencatatan akuntansi, karena segala sesuatu yang akan
diputuskan pun oleh perusahaan harus melihat laporan keuangan terlebih dahulu.
Hal ini harus dicontoh untuk para pelaku bisnis,
yang apabila menginginkan usahanya atau bisnisnya ingin terus berkembang dan
semakin mengalami kemajuan sebaiknya menggunakan sistem pencatatan yang baik
dan benar yaitu menggunakan sistem pencatatan akuntansi. Karena apabila sistem
pencatatan akuntansinya baik maka perkembangan perusahaan tersebut akan semakin
baik.
B.
Peran
Akuntansi dalam Kemajuan Perusahaan
Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam suatu perusahaan, kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses
akuntansi perusahaan tersebut. Jika proses akuntansinya tersusun dengan baik
dan benar sesuai dengan bukti-bukti yang ada, maka kemungkinan besar perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Akuntansi bisa menjadi faktor yang dapat menentukan
kemajuan suatu perusahaan, karena ketika penyusunan akuntansinya tercatat
secara sistematis maka hasilnya atau laporan keuangannya pun dapat menjadi
pertimbangan oleh segala pihak. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keungan
yaitu:
1. Pihak
intern
a. Pihak
intern adalah manajemen perusahaan, informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh
pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan
yang dikelolanya. Laporan keuangan akan dijadikan dasar penyusunan anggaran dan
perumusan kebijakan ekonomi perusahaan.
b. Karyawan,
informasi keuangan sebagai dasar untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
pemberian, gaji, fasilitas, bonus dan untuk menilai prospek perusahaan sehingga
dapat dijadikan dasar untuk memutuskan akan tetap bekerja di perusahaan
tersebut atau pindah.
2. Pihak
ekstern
a.
Pemilik perusahaan, informasi keuangan dijadikan dasar
untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan sebagai dasar untuk menilai
kinerja dari manajemen perusahaan.
b.
Bank atau kreditur, informasi keuangan dijadikan dasar
oleh pihak kreditur atau bank untuk menilai tingkat kesehatan suatu perusahaan
yang akan dan telah melakukan pinjaman modal dan informasi keuangan juga dijadikan
dasar untuk mengetahui tingkat kemampuan debitur dalam mengembalikan
kewajibannya (utang/pinjaman).
c.
Investor, informasi keuangan dijadikan dasar dalam
berinvestasi. Apakah modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan akan
memberikan keuntungan atau tidak.
d.
Pemerintah, informasi keuangan digunakan sebagai dasar
dalam penetapan besaran pajak yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan dan
juga untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam pemberian UMR karyawan
serta pemberian fasilitas-fasilitas bagi karyawan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya laporan keuangan tersebut maka
perusahaan akan lebih mudah dalam melihat data-data serta informasi yang ada di
perusahaan. Sehingga kapan pun data akan digunakan maka dapat diperoleh dengan
cepat. Contohnya, ketika perusahaan akan membayar pajak, maka pihak akuntan
akan melihat data-datanya dari laporan keuangan sehingga dapat mempercepat
proses pembayarannya. Berbeda dengan perusahaan yang tidak menggunakan laporan
keuangan, maka perusahaan tersebut akan kebingungan dalam menentukan besarnya
pajak, karena tidak mengetahui besarnya keuntungan perusahaan yang biasanya
dibuat dalam laporan keuangan.
Perusahaan besar tentunya menggunakan sistem
akuntansi dalam kegiatannya. Ketika perusahaan tersebut telah menyediakan
laporan keuangan untuk semua pihak yang terkait, tentunya akan memberikan
kepuasan tersendiri untuk pihak-pihat tersebut. Pihak-pihak yang merasa puas
dengan laporan tersebut akan menjadi faktor dalam kemajuan perusahaan,
contohnya pihak investor. Pihak investor yang merasa puas dengan perusahaan
tersebut akan mempertahankan modalnya di dalam perusahaan itu atau bahkan bisa
jadi akan menambahkan modal yang lebih banyak untuk perusahaan itu.
C.
Sistem
Akuntansi yang Digunakan oleh Perusahaan Besar
Biasanya perusahaan-perusahaan besar menggunakan
sistem akuntansi mulai dari transaksi sampai hasil akhir yaitu laporan keungan.
Siklus akuntansi dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan
data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
2. Penjurnalan,
yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian).
3. Melakukan
posting ke buku besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun
buku besar.
4. Penyusunan
neraca saldo yaitu menyiapkan neraca saldo untuk mengecek keseimbangan buku
besar.
5. Membuat
ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada neraca saldo.
6. Membuat
ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
7. Penyusunan
laporan keuangan yaitu laporan rugi laba, laporaan perubahan modal dan neraca.
Siklus akuntansi biasa digunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar untuk mempermudah kegiatan perusahaan. Sehingga
apabila ditemukan perbedaan atau kesalahan dalam proses pencatatannya maka
dapat diketahui. Siklus akuntansi pun dapat mencegah adanya
kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam perusahaaan, atau apabila telah
terjadi kecurangan maka dapat ditemukan di mana letak keganjalannya.
BAB IV
SIMPULAN
Setelah semua rumusan telah dibahas
dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki peranan
penting dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Akuntansi dapat
menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan mulai dari awal hingga akhir periode.
Kemajuan perusahaan juga dapat dilihat dalam kegiatan akuntansinya, karena
akuntansi menyediakan laporan keuangan maka perusahaan mengetahui berapa
keuntungan dan kerugian perusahaan atau sedang keadaan break event point. Laporan keuangan yang telah dibuat akan
digunakan juga untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Jadi apabila bisnis yang
dijalankan tidak menggunakan sistem pencatatan yang baik maka keadaan
perusahaan tersebut bisa dikatakan tidak baik juga. Maka perlunya akuntansi
dalam kegiatan bisnis dalam perusahaan ataupun organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar