MAKALAH
MELESTARIKAN
BUDAYA SUNDA MELALUI KESENIAN TRADISIONAL
Disusun
oleh:
1.
M.
Randi A. 134020110
2.
Fatwa
Munajat 134020117
3.
M.
Ilham P.P. 134020124
4.
Arsi
Rismaya 134020131
5.
Zulianti
Komalasari 134020138
6.
Reynalda
Trivia 134020145
7.
Yuni
Safitri 134020152
PROGAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan dan kesenian di Indonesia semakin hari
semakin terkikis. Masyarakat Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar
melalui perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, sehingga melupakan
kebudayaan sendiri.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari
berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33
provinsi, dengan kata lain terdapat banyak sekali suku, budaya, dan adat
istiadat. Hal tersebut merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya bila
dilihat dari segi seni, sejarah dan agama. Kekayaan tersebut bisa terwujud
dalam berbagai macam bentuk, mulai dari kesenian, sejarah, agama dan lain-lain.
Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan gambaran dari
suku atau masyarakatnya sendiri yang memiliki karakter khasnya masing-masing.
Namun di tengah pesatnya perkembangan zaman yang sangat berpengaruh terhadap
budaya yang ada di dalamnya, menimbulkan adanya perubahan gaya hidup dari
masyarakat luas khususnya kalangan anak-anak muda yang terpengaruh oleh budaya
barat.
Salah satu perubahan dari generasi muda penerus
bangsa ini dapat dilihat dari berkurangnya perhatian, kesadaran, minat serta
ketertarikan generasi muda ataupun masyarakat pada umumnya terhadap kesenian
dan kebudayaan tradisional. Bila ditinjau dan dibandingkan dengan kesenian dan
kebudayaan yang sifatnya modern, generasi muda lebih tertarik terhadap kesenian
dan kebudayaan modern tersebut. Karena kesenian dan kebudayaan modern bersifat
lebih bebas, lebih segar dan lebih baru. Hal tersebut sangatlah beralasan,
karena waktu yang terus bergulir dan manusia pun terus berkembang, sehingga
kekhawatiran akan timbulnya berbagai masalah serta isu dan tanda-tanda
kepunahan kesenian dan kebudayaan pun harus jelas, khususnya Budaya Sunda.
“Namun data sementara memang 40% dari 355 jenis seni
Budaya Sunda di seluruh Jawa Barat memang terancam punah. Bahkan 10% di
antaranya dinyatakan sudah tidak ada lagi di masyarakat,” ujar Kepala Disparbud
Jawa Barat, Herdiawan kepada wartawan di Bandung, Kamis (21/10).
Sebagai contoh kesenian Gendur, musik Sunda
tradisional ini yang lahir di daerah Bandung Timur tepatnya di daerah Cibiru
dan Sukamiskin. Di daerah Cibiru, masih ada beberapa orang yang bisa diundang
untuk memainkan Gendur, akan tetapi, rata-rata mereka sudah berusia sepuh atau
tua. Ini terlihat bahwa kalangan muda saat ini tidak tertarik terhadap kesenian
tradisional Sunda dan tidak turut melestarikannya sehingga dapat melunturkan
Budaya Sunda yang sudah dibangun sejak dulu.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
peran mahasiswa dalam melestarikan budaya sunda melalui kesenian tradisional?
2. Bagaimana
upaya-upaya yang harus dilakukan terhadap kebudayaan sunda yang mulai punah di kalangan
remaja?
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Budaya
Sunda
Budaya Sunda adalah budaya yang
tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda.
Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun.
Pada umumnya karakter masyarakat sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah),
murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua.
Itulah cermin budaya masyarakat sunda.
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu
kebudayaan tertua di Nusantara.
Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai
kebudayaan masa Kerajaan Sunda.
Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan menuju keutamaan hidup.
Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter,
yang dapat diartikan "sembuh" (waras), baik, sehat (kuat),
dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan
salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia
yang dalam perkembangannya perlu di lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional
Sunda adalah Sunda Wiwitan yang mengajarkan
keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda
beragama Islam,
namun ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada
dasarnya seluruh kehidupan di tujukan untuk kebaikan di alam semesta. Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas
tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain.
Secara umum masyarakat Jawa
Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius,
dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan
saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki
sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama,
hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada
kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan
upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan
gotong-royong untuk mempertahankannya.
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu
kebudayaan suku bangsa diIndonesia yang berusia tua.Bahkan, dibandingkan
dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk
kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan
terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu,
khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam
perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang
dinamakan kebudayaan Sunda.
Kebudayaan Sunda
yang ideal pun kemudian sering dikaitkan sebagai kebudayaan raja-raja
Sunda atau tokoh yang diidentikkan dengan raja Sunda. Dalam kaitan ini, jadilah
sosok Prabu Siliwangi dijadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggaan urang
Sunda karena dimitoskan sebagai raja Sunda yang berhasil, sekaligus mampu
memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.
Suku Sunda merupaka suku yang terdapat
di Provinsi Jawa Barat. Suku Sunda adalah salah satu suku yang memiliki
berbagai kebudayaan daerah, diantaranya pakaian tradisional, kesenian
tradisional, bahasa daerah, dan lain sebagainya.
Diantara sekian banyak kebudayaan daerah
yang dimiliki oleh Suku Sunda adalah sebagai berikut:
1. Pakaian
Adat/Khas Jawa Barat
Suku
Sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya.
Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini
kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian
adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian
dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
a. Wayang
Golek
Wayang Golek merupakan
kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan
membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan
golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh
tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang dalang dan
diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat
yang disebut dengan degung.
b. Jaipong
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Barat yang disebut Musik Jaipong.
Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas Tari Jaipong.
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Barat yang disebut Musik Jaipong.
Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas Tari Jaipong.
c. Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.
d. Rampak
Gendang
Rampak Gendang
merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah
pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan
oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh
gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara
ritual.
e. Calung
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan.
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan.
f. Pencak
Silat
Pencak silat merupakan
kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian
nasional. Pada awalnya pencak silat ini merupakan tarian yang menggunakan
gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada
umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai
pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang
diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang
sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan
dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring
yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
B.
Kesenian Tradisional
Seni tradisional adalah
unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan
tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang
terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena
ketidamauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.
Seni
tradisional terdiri dari :
1. Seni Primitif,
yaitu seni yang lahir dari bentuk kebudayaan yang paling awal dan belum
mendapat pengaruh dari luar.
2. Seni
klasik, yaitu seni yang telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan karena
adanya pengaruh dari luar.
Ciri-ciri
seni tradisional :
1. Penciptaannya
selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa
berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
2. Terikat
dengan pakem-pakem tertentu.
Hampir seluruh seni
tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi
sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah
dan sopan. Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan
semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karakter
kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan
menjadi individual/egoistis. Begitu banyak seni tradisional yang dimiliki
bangsa Indonesia.
Seni
sebagai media pengungkapan terbagi atas 5 cabang yaitu :
1. Seni
rupa, yaitu seni yang mengungkapkan melalui media
bahan, cat (pewarna), garis dan bentuk. Seni rupa tradisional,
contohnya patung wamena dari Papua.
2. Seni
musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian atau suara.
Musik tradisional, contohnya suling, angklung, serunai, rebab dan lain-lain.
3. Seni
Tari, yaitu media seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh. Tari
tradisional, contohnya tari reog ponorogo, tari serimpi, tari saman dan
lain-lain.
4. Seni
sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan bahasa. Sastra
tradisional, contohnya mitos, legenda, hikayat, suluk dan lain-lain.
5. Seni
Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara dan
rupa (merupakan seni multimedia).Teater tradisional, contohnya lenong,
ludruk, kethoprak dan lain-lain.
Contoh-contoh
seni tradisional nusantara:
1. Seni
Rupa Tradisional
Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai
sejak zaman prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan
dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia dibagi
menjadi beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman
prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu
dapat di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni
rupa yg bersifat tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar
bahkan ada lukisan.
2. Seni
Musik
Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang
di nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri ke-Indonesiaan, baik
dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi
daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik
perjuangan, dan musik pop.
3. Seni
Tari Tradisional Nusantara
Tari tradisional adalah suatu tarian yang
menggabungkan semua gerakan yang mengandung makna tertentu. Pada tari
tradisional mengandalkan ketepatan musik, keluwesan gerak, kekompakan gerakan,
dan pengaturan komposisi. Pada gerak tari tradisional, biasanya pada setiap
tarian mempunyai gerakan yang sama dan gerak tradisional tidak bisa diubah
seperti tari modern. Walaupun tari tradisional mempunyai gerak yang sama,
tetapi pada tiap-tiap tarian berubah susunan gerakannya.
4. Seni
Sastra Tradisional
Sastra tradisional terdiri dari dua kata yaitu kata
sastra dan tradsional. Pengertian dari Sastra itu sendiri adalah seni yang
menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan dalam sastra berbeda dengan bahasa
sehari-hari. Bahasa dalam sastra diolah sedemikian rupa sehingga menimbulkan
nilai-nilai keindahan. Sedangkan tradisional artinya suatu tadisi atau adat
yang diwariskan secara turun temurun (menurut KBBI). Jadi sastra tradisional
adalah karya sastra yang diwariskan secara turun-temurun.
Adapun pengertian sastra tradsisonal
Menurut Mitchell, (2003:228): Sastra tradisional (traditionalliterature)
merupakan suatu bentuk ekspresi masyarakat pada masa lalu yang umumnya
disampaikan secara lisan. Manusia selalu berkomunikasi dan berekspresi sebagai
salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Cerita dan
tradisi bercerita sudah dikenal sejak manusia ada di muka bumi ini, jauh
sebelum mereka mengenal tulisan. Cerita merupakan sarana penting untuk memahami
dunia dan mengekspresikan gagasan, ide-ide dan nilai-nilai. Selain itu sastra
juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan
dan mewariskan gagasan dan nilai-nilai dari generasi ke generasi.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Peran
Mahasiswa dalam Melestarikan Budaya Sunda Melalui Kesenian Tradisional
Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan
penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi
bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus
bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia
dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya
daerah.
Optimalisasi
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa
dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai
pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
1. Jalur Intrakurikuler
Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya
daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya
daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam
satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama
dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) serta Ilmu Budaya
Dasar dan Antropologi Budaya. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok
bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
seni dan budaya daerah. Kemungkinan
yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi - program studi
yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan
Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian
seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa
yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah
dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah di mana mereka melakukan KKN.
2.
Jalur
Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) contohnya Lisma merupakan
langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan
perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga
kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya
tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat
dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu
bentuk kegiatan UKM kesenian daerah yang pada gilirannya akan berujung pada
pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan
budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni
Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Permasalahan terhadap masyarakat saat ini yang belum
mengetahui, memahami, menguasai, dan mengkomunikasikan budaya lokal perlu suatu
cara untuk dapat mengarahkan itu semua. Disinilah peran mahasiswa di lingkungan
tempat mereka tinggal untuk bersama-sama mengarahkan itu semua melalui
pelestarian kebudayaan, salah satunya dengan ikut serta langsung dalam acara
festival budaya di daerah masing-masing agar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan
yang ada di Indonesia sejak dini.
Pemberdayaan mahasiswa untuk melestarikan kebudayaan sunda ini sangat
dibutuhkan sebagai upaya mempercepat kemajuan untuk dunia industri budaya dan
pariwisata di masa yang akan datang.
Contohnya
acara yang diselenggarakan oleh Lisma Universitas Pasundan pada tanggal 24
Maret 2014 yang dihadiri oleh 330 pelajar SD, SMP, dan SMA
sederajat dalam Pasanggiri Seni Sunda XIII. Acara bertema "Ngaronjatkeun
Rasa Miboga Kana Seni Sunda Pikeun Nembongkeun Pribadi Sunda Nu Ngajaga Lemah
Cai" ini diikuti pelajar se-Jawa Barat yang memperebutkan hadiah dan
piala. Dengan kategori lomba meliputi tari, puisi, dan anggana sekar. Acara ini
salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melestarikan budaya sunda
di lingkungannya.
B.
Upaya-Upaya
yang Harus Dilakukan Terhadap Kebudayaan Sunda yang Mulai Punah Dikalangan
Remaja
Suku Sunda merupaka suku yang terdapat
di Provinsi Jawa Barat. Suku sunda adalah salah satu suku yang memiliki
berbagai kebudayaan daerah, Salah satunya yaitu kesenian tradisional.
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang
berusia tua.
Budaya daerah mempunyai peranan yang
penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa namun kenyataannya sekarang
semua itu hanya sebatas teori saja, di prakteknya sudah jarang terlihat peranan
budaya daerah tersebut. Sebagian besar akibat pengaruh dari budaya asing dan
arus modernisasi,globalisasi. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat sunda
dalam menjaga dan melestarikan budaya sunda menjadi salah satu faktor penyebab punahnya
beberapa kesenian sunda. data sementara hasil inventarisasi
Disparbud Jabar pada 2010 menyatakan bahwa
40% dari 355 jenis seni budaya Sunda di seluruh Jawa Barat memang
terancam punah. Bahkan 10% di antaranya dinyatakan sudah tidak ada lagi di
masyarakat.
Beberapa kesenian budaya Sunda yang
sudah dinyatakan hilang antara lain: kesenian Honghong (Sumedang) , Uyeg
(Sukabumi), Wayang Ibuk (Cianjur), Wayang Priayi (Bandung), kesenian Angguk
(Ciamis), dan Banganan juga dari Ciamis.
Sedang kan
kesenian Sunda yang terancam punah dan segera harus diselamatakan antara lain: Celempung
Awi, Wayang Catur, Pantun Beton, Banjet, Goong Renteng, Parebut Seeng, dan
Wayang Cepak,"
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
melestarikan kebudayaan sunda:
1.
Perlindungan: merawat, memelihara asset
budaya agar tidak punah dan rusak disebabkan oleh manusia dan alam.
2.
Pengembangan: melaksanakan penelitian,
kajian laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan
prasarana pendukung dalam penelitian.
3.
Pemanfaatan: melaksanakan kegiatan
pengemasan produk, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran
informasi.
4.
Pendokumentasian: melaksanakan kegiatan
pembuatan laporan berupa narasi yang dilengkapi dengan foto dan audio visual.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
dalam melestarikan budaya sunda mahasiswa ikut andil dalam melestarikan budaya
sunda terutama dengan melesetarikannya melalui pengetahuan-pengetahuan yang
didapatnya di mata kuliah-mata kuliah, seperti ISBD dan Budaya Sunda, dan juga mahasiswa harus melestarikan budaya sunda
dengan cara menyelenggarakan acara-acara yang bertemakan sunda seperti yang
dilakukan UKM Lisma Universitas Pasundan. Jadi kita sebagai orang asli Jawa Barat harus bisa menjaga dan melestarikan budaya kita
yaitu Budaya Sunda.
Kesimpulan
quizioner
Jadi dalam
penelitian yang kelompok kami lakukan dengan cara memberi quizioner kepada
teman-teman kami di kelas, ternyata dari mereka mulai tidak melekat dan mulai
tidak melestarikan kesenian sunda, tapi masih banyak yang melihat kesenian sunda
sebagiannya, kata mereka juga kesenian sunda menarik, jadi mereka rata-rata
mengetahui kesenian sunda hanya saja tidak melestarikannya.
B.
Saran
Kita sebagai
mahasiswa dan juga orang Jawa Barat harus bisa menjaga dan melestarikan Budaya Sunda, budaya yang telah dibuat oleh nenek moyang kita,
terutama kepada mahasiswa sebagai kaum muda jangan melupakan budaya kita.
“HAYU
SADAYAN URANG JAGA BUDAYA SUNDA”
DAFTAR PUSTAKA